Rabu, 16 April 2008

APLIKASI TEORI ADAPTASI ROY

Laily Arifin

Kasus

Ny. LT usia 27 tahun, G1 P0 A0, pendidikan SD, ibu rumah tangga. Suami Tn. SP, usia 33 tahun, pendidikan SD, pedagang rongsok (barang bekas). Riwayat menstruasi; menarche usia 12 tahun, siklus haid 28-30 hari, lama haid 4-7 hari, tidak disertai nyeri. Setelah masa dewasa dan menikah Ny. LT pernah sakit keputihan yang lama tidak sembuh dan sembuh setelah berobat ke dokter. Klien menikah sejak dua tahun yang lalu dan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi. Saat ini Ny. LT hamil 30 minggu dan selalu rajin memeriksakan kehamilannya pada seorang bidan di daerahnya, imunisasi TT 2 kali. Saat ini keluarga Tn. SP berada pada tahap persiapan kelahiran anak pertama.

Keluarga Tn. SP menempati rumah kontrakan berukuran 5 x 10 meter persegi. Tn SP maupun Ny. LT berasal dari suku jawa dan masih menganut budaya jawa seperti selamatan 4 bulan dan 7 bulanan (mitoni) pada orang hamil.

Komunikasi dalam keluarga SP mengggunakan bahasa jawa dan kebebasan berpendapat dalam keluarga dihargai namun sebagai pengambil keputusan dalam keluarga, Tn. SP lebih dominan.

Saat ini Ny. LT mengalami stress berkaitan dengan kehamilannya yang saat ini berusia 30 minggu. Strategi koping yang digunakan oleh Tn SP maupun Ny. LT adalah selau menanyakan masalah yang mereka rasakan pada orang tua yang dianggap tau maupun pada tenaga kesehatan yaitu bidan langganannya.

Keluhan fisik yang sering dialami oleh Ny. LT adalah sering pusing dan lemas serta mata berkunang-kunang dan kadang timbul his yang biasanya timbul setelah bayi bergerak tidak lama kemudian timbul his.

Keadaan umum Ny. LT baik, kesadaran komposmentis, penampilan rapi, gaya berjalan seimbang dan tampak sedikit kelelahan. Tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 88x/menit, suhu 37C, pernapasan 20x/menit. Wajah tampak simetris, tidak ada edema pada wajah (sembab) maupun pada kakinya. Konjungtiva anemis, sclera tidak ikhterik, dan tidak terdapat gangguan penglihatan. Hidung bersih, tidak ada polip maupun gangguan pada septum. Tidak terdapat stomatitis (sariawan) dan tidak terdapat karies pada gigi Ny. LT. Tidak ada pembesaran padda kelenjar tiroid maupun limfe, dan tidak adda peningkatan tekanan pada vena jugularis. Dada simetris, putting susu menonjol dan tidak ada kelainan pada mammae, suara napas vesikuler tidak ada ronki basah atau kering.

Abdomen membesar karena kehamilan, terdapat striae kehamilan, linea alba tampak jelas. Hasil pemeriksaan Leopold didapatkan :

Leopold I : tinggi fundus uteri 1/3 atas antara umbilicus dan prosesus xifoideus (px), ukuran dalam centimeter 30 cm, pada fundus uteri teraba bagian bulat besar dan berlekuk (bokong bayi)

Leopold II : pada bagian kanan teraba bagian yang lebar keras dan cembung (punggung) sedangkan bagian kiri teraba bagian-bagian kecil banyak dan tidak beraturan.

Leopold III : bagian simfisis pubis teraba bagian keras bulat dan mudah digoyangkan.

Leopold IV : belum dilakukan karena kepala belum masuk pap.

Pemeriksaan auskultasi untuk mendengarkan DJJ berada pada kuadran kanan bawah sebanyak 150x/menit.

Kesimpulan Leopold : bayi tunggal hidup, dalam posisi memanjang, punggung bagian kanan, presentasi kepala dan belum masuk pintu atas panggul.

Ekstremitas Ny. LT tidak terdapat edema dan reflek patella (+).

I. Latar Belakang

Punurunan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia dinilai masih belum mencapai target. AKI di Indonesia masih cukup tinggi bahkan tertinggi di ASEAN yakni 307 per 100 ribu kelahiran hidup.

AKI di Indonesia jauh diatas Filipina yang menduduki perigkat kedua di ASEAN dengan 170 kematian atau Vietnam dengan 95 dan Malaysia yang hanya 30 kematian ibu/100 ribu kelahiran hidup. Rencana Pembangunan Jangka menengah nasional (RPJM) 2004-2009, pemerintah telah menetapkan sasaran pencapaian AKI sebesar 226 per 100 ribu kalahiran hidup pada tahun 2009.

Adapun penyebab langsung kematian adalah perdarahan yang mencapai 28 persen, pre eklamsi dan eklamsi 24%, infeksi 11% dan aborsi tidak aman sebesar 5%. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah masih rendahnya akses pada perempuan dalam mendapatkan layanan, terlalu tua saat melahirkan, 13,9% , terlalu muda 0,3%, terlalu sering melahirkan 37%, terlalu pendek waktu melahirkan 9,4% ( Susanto.C.E. 2007 dari www.media–indonesia.com/berita.asp diambil pada tanggal 9 Mei 2007)

Menurut Rotigliani (2007) dalam koalisi untuk indonesia sehat dari ade www.koalisi.org/detail.php. diambil pada tanggal 9 Mei 2007, tingginya AKI di Indonesia karena belum tercapainya kesetaraan gender. Ibu yang sehat sangat mungkin membesarkan anak yang sehat pula. Seharusnya perempuan yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan akan mampu mempengaruhi masyarakat untuk memperhatikan tidak hanya pemenuhan hak-hak, tapi juga kesejahtertaan gizi, pendidikan, dan kesehatan anak-anaknya.

Pada dasarnya, penekanan AKI dan AKB bisa diminimalisir jika dukungan masyarakat tinggi, mengingat lingkungan tempat ibu hamil atau bayi baru lahirlah yang paling tahu apa yang terjadi dilingkungannya. Dengan demikian kehamilan bukan hanya tanggung jawab si ibu, melainkan juga suami, keluarga serta masyarakat sekitar (Dian, 2007) dalam pusat informasi peningkatan partisipasi pria dalam http://hqweb01.bkkbn.go.id/

Pemberian asuhan keperawatan pada kasus ibu hamil dapat dilakukan dengan pendekatan teori keperawatan adaptasi Roy. Teori ini dapat diterapkan pada ibu hamil karena selama kehamilan seorang wanita mengalami perubahan fisik maupun psikologis. Perubahan tersebut memerlukan adaptasi agar seorang ibu hamil mencapai kesehatan dan kesejahteraan yang optimal walaupun kehamilan merupakan peristiwa fisiologis dalam kehidupan manusia.

II. Alasan Pemilihan Kasus

Kasus Ny. LT merupakan kehamilan pertamanya, sehingga memerlukan dukungan penuh dalam menghadapi kehamilannya dan proses adaptassinya terhadap kehamilan.

III. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pemilihan kasus dirumuskan masalah, “Belum dilakukan penerapan teori adaptasi Rooy dalam pemberian asuhan keperawatan komprehensif pada klien dalam masa kehamilan”.

IV. Tujuan Penulisan

Diketahuinya gambaran penerapan teori adaptasi Roy dalam pemberian asuhan keperawatan pada ibu hamil.

V. Manajemen Keperawatan

  1. Pengkajian Tahap I

1. Adaptasi fisiologis

Oksigenasi : warna kulit tampak pucat, TD : 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, RR : 20 x/menit, regular, pengembangan paru simetris, retraksi dinding dada (-), jantung S1-S2 normal, gallop (-), murmur (-)

Janin : DJJ 150 x/menit, kadang timbul kontraksi.

Eliminassi : bak (+) frekuesi lebih sering dibanding sebelum hamil dan kadang mengganggu tidur malam Ny. LT. bab rutin tiap pagi hari.

Aktivitas sehari-hari : aktivitas sehari-hari Ny. LT mengurus rumah tangga sejak pagi hari. Ny. LT bangun tidur padda pukul 05.00 wib, kemudian membersihkan rumah, memasak air, dan menyiapkan makan pgi untuk sarapan suami sebelum berangkat bekerja.

Aktivitas seksual : selama kehamilan Ny. LT dan Tn SP jarang melakukan aktivitas seksual karena takut terjadi keguguran sehingga selera untuk melakukan hubungan seksual tidak ada. Berdasar pengalaman teman sesama wanita Ny. LT bahwa dia mengalami keguguran setelah melakukan hubungan intim

Nutrisi : Ny. LT makan sehari 2x kadang 3x dengan menu seadanya dan selalu menjauhi makanan pantangan yang diyakininya. Dilihat dari segi nutrisi untuk orang hamil tampak bahwa nutrisi yang masuk kurang adekuat untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandungnya serta untuk persiapan persalinannya.

2. Adaptai konsep diri

Klien dan pasangan merasa stress berkaitan dengan kehamilan Ny. LT yang telah berusia 30 minggu. Mereka masih bingung tentang perawatan yang harus dilakukan selama hamil dan segala sesuatu yang harus dilakukan dan dihindari selama kehamilan.

3. Adaptasi fungsi peran

Tn. SP berperan sebagai kepala keluarga dan bekerja sebagai pedagang barang rongsok dan bekerja apa adanya termassuk kerja bangunan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan Ny. LT berperan mengurus rumah tangga. Sampai saat ini peran mereka berjalan dengan baik.

4. Adaptasi interdependensi

Klien saat ini membutuhkan informasi tentang perawatan mandiri bagi kehamilannya. Klien menyatakan bahwa perawat maternitas di masyarakat sangat menguntungkan bagi masyarakat terutama kaum wanita sehingga dapat berfungsi sebagai konsulen tentang masalah-masalah kesehatan khususnya yang dialami oleh wanita dari usia subur sampai menopause.

  1. Pengkajian Tahap II
    1. Model Fisiologi

Perilaku klien :

Mengeluh sering pusing, rasa lemas, mata berkunang-kunang

Tampak kelelahan

Konjungtiva anemis

Stimulus fokal :

Pusing, rasa lemas dan mata berkunang-kunang terjadi karena anemi yang terjadi pada klien akibat hemodelusi yang merupakan kejadian fisiologis pada ibu hamil. Keadaan tersebut mengarah pada patologis karena klien makan 2x/hari kadang 3x/hari dengan menu seadanya dan selalu menghindari makanan tertentu yang menjadi pantangan. Asupan nutrisi Ny. LT kurang adekuat untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandungnya. Keadaan anemia tersebut menyebabkan klien juga tampak kelelahan dan terlihat pada konjungtiva yang anemis.

Stimulus kontekstual :

Keadaan ekonomi keluarga klien yang pas-pasan menyebabkan klien selalu makan dengan menu seadanya walaupun klien dalam keadaan hamil.

Perlu adanya modifikasi menu makanan yang bernilai ekonomis tinggi namun mempunyai kualitas gizi yang memadai untuk kehamilan klien

Makanan tertentu yang dihindari klien yang merupakan pantangan bagi klien dapat merugikan kesehatan klien dan kehamilannya.

Stimulus residual :

Jika asupan nutrisi klien sesuai dengan kebutuhan diri dan janinnya, anemia fisiologis pada klien tidak berkembang menjadi anemia patologis.

Klien belum pernah mengalami anemia akibat kehamilan sebelumnya dan perlu peningkatan pengetahuannya agar dapat memodifikasi menu makanannya agar tidak terjadi anemia patologis pada klien

    1. Model Konsep Diri

Perilaku klien :

Merasa stress yang berhubungan dengan kehamilannya

Bingung tentang perawatan mandiri ibu hamil dirumah tentang tindakan yang perlu dilakukan dan dihindari selama kehamilan

Jarang melakukan hubungan seks karena takut terjadi keguguran

Stimulus fokal :

Cemas dengan kehamilannya yang telah berusia 30 minggu

Stimulus kontekstual :

Kurang pengetahuan tentang perawatan selama kehamilan, tentang tindakan yang dapat mempengaruhi kehamilannya.

Stimulus residual :

Klien tidak mempunyai pengalaman sebelumnya tentang kehamilan

Klien dan pasangan selalu mencari informasi yang mereka butuhkan dari orang tua yang telah berpengalaman maupun dari tenaga kesehatan

    1. Interdependensi

Perilaku klien :

Klien dan pasangan tidak membutuhkan bantuan langsung selama kehamilannya namun membutuhkan informasi yang mendukung kesehatan klien dan janinnya

Stimulus fokal :

Kurang pengetahuan tentang perawatan kehamilan berhubungan dengan kurangnya informasi

Stimulus kontekstual :

Kehamilan merupakan krisis yang terjadi dalam diri klien dan keluarga

Adanya perilaku mencari informasi tentang perawatan kehamilan. Klien dan pasangan sangat antusias dengan adanya tenaga kesehatan ditengah-tengah mereka

Stimulus residual :

Klien belum pernah hamil sebelumnya sehingga klien masih membutuhkan informasi yang akurat tentang kehamilannya.

Tenaga kesehatan berperan sebagai konselor bagi klien dan keluarga.

  1. Diagnosa Keperawatan
    1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) b/d keterbatasan keadaan ekonomi klien dan keluarga
    2. Cemas tentang kehamilannya b/d kurangnya informasi
    3. Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin
  1. Intervensi Keperawatan

Diagnosa 1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

Tujuan : Klien dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya selama kehamilan

Intervensi :

- Kaji kebutuhan nutrisi pada klien selama kehamilan

- Ukur berat badan secara berkala untuk mengetahui pertumbuhan janin

- Ajarkan cara memodifikasi jenis makanan yang sesuai dengan kehamilan

- Ajarkan tentang penyusunan menu sehari-hari yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi klien dengan butget yang ekonomis

- Pantau kesehatan ibu dan janin secara berkala

- Kolaborasi dengan ahli gizi

Diagnosa 2. Cemas tentang kehamilannya b.d kurang informasi

Tujuan : klien dan pasangan dapat menjalanani proses kehamilanya tanpa rasa cemas dan mencapai kesehatan dan kesejahteraan yang optimal.

Intervensi :

- Kaji penyebab kecemasan pada klien dan pasangan

- Berikan jawaban setiap pertanyaan klien dapasangan berkaitan dengan kehamilan

- Berikan informasi tentang perawatan ibu hamil secara mandiri di rumah

- Jawab pertanyaan klien dengan rasa empati

- Anjurkan pada klien untuk aktif mencari informasi yang dibutuhkan pada tenaga kesehatan tentang kehamilannya

Diagnosa 3. Resiko gangguan dan pertumbuhan dan perkembangan janin

Tujuan : Tidak terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin

Intervensi :

- Kaji factor-faktor yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin

- Patau pertumbuhan dan kesejahteraan janin secara berkala

- Anjurkan pada ibu untuk menjaga kesehatan diri dan janin : asupan nutrisi yang cukup, pola hidup sehat

- Pantau pertamban BB ibu selama hamil yang dapat mempengaruhi pertumbuhan janin

- Anjurkan pada ibu untuk selalu memeriksakan kehamilannya secara berkala di tenaga kesehatan

  1. Peran Perawat

Peran peran dalam asuhan keperawatan pada ibu hamil lebih banyak berperan sebagai koknselor. Seorang ibu hamil dapat diberikan informasi tentang perubahan-peruabahan dan adaptasi yang terjadi selama kehamilan. Pasien dan keluarga diajarkan cara perawatan mandiri di rumah berkaitan dengan kehamilannya.

VI. Penutup

Kehamilan merupakan proses fisiologis bagi manusia. Namun selama kehamilan banyak perubahan fisik maupun psikologis pada ibu maupun keluarga yang memerlukan proses adaptasi. Kehamilan merupakan krisis maturasi yang terjadi dalam sebuah keluarga. Perawat berperan membantu proses adaptasi tersebut dan memandirikan mereka untuk mencapai tingkat kesehatan dan kesejahteraan yang optimal

VII. Daftar Pustaka

Ade (2007). Koalisi untuk Indonesia sehat . Diambil pada 9 Mei 2007 dari http://www.koalisiorg/detail.php

Dian (2007). Bkkbn : Peningkatan partisipasi pria. Diambil pada 9 Mei 2007 dari http://hqweb01.bkkbn.go.id/

Susanto, C.E (2007). Angka kematian ibu di Indonesia. Diambil pada 9 Mei 2007 dari http://www.media-indonesia.com/berita.asp

Tomey, A.M, Alligood, M.R (2006). Nursing theorists and their work. 6th Ed. United States of America : Mosby, Inc.

Tidak ada komentar: